NOVEL GRATIS: Aku Yang Program Hamil, Suamiku Malah Hamili Dua Teman Kantorku

Karya Bang Mamank

Part 1 


Di Awal pernikahan, Nis dengan suami WiL keduanya sepakat untuk menunda momongan dengan alasan sama-sama baru meniti karir di dunia kerja.


"Kalian mau jadi apa, anak teman ibu baru-baru menikah sudah punya anak. Kamu Nis, berhentilah mengkomsumsi obat, dan Kamu Wil, bulan ini istrimu harus hamil," kata, Yusmi ibu kandung Nis. 


Nis dan suami WiL tak mengindahkan desakan yang datang setiap hari dari meruanya. Dalam hati, WiL bermodal gaji standar UMR dirinya belum mampu membiayai hidup anak. 


"Mas, ayo kita ke kamar," ungkap Nis sambil menarik tangan WiL, ini merupakan strategi dari Nis untuk menyelamatkan suami dari omelan mertua.


"Mas, harus pura-pura tak mendengar. Pura-pura buta. Jangan dengar dan lihat tingkah mama. Ia sedang stres tinggi karena semua temannya telah memiliki cucu. Saya mau kita tunda promil sampai dua tahun," kata Nis meyakinkan sang suami.



Ke esokan harinya, mertua WiL telah menyediakan telur ayam kampung di tambah dengan madu asli. Sambil duduk dimeja makan, Yusmi berteriak. WiL, WiL, WiL? 


"Iyya mak, apa bisa saya bantu. Apakah mau dibelikan sarapan. Atau gorengan?


Sambil menatap tajam, Yusmi menyodorkan ramuan telur dengan madu itu sambil berbisik. "Kamu minum ini dan jangan sampaikan ke istrimu. Saya mau kamu harus tokcer dan bulan ini istrimu berisi."


"Tapi mak, Nis belum mau punya anak. Alasannya masih mau bebas karena baru memulai pekerjaan. Di tempat dia kerja kalau hamil akan dipindahkan ke bagian lain yang golongannya rendah," sambung WiL dengan nada tergesah-gesah.


Pokoknya, WiL sebentar siang antar mama ketemu dokter istrimu. Saya mau konsultasi, "tapi mak,? Tapi apa? Kamu harus nurut sama saya, kalau istrimu marah itu urusan saya!


Jarum jam menunjukkan Pukul 11.30 WIB. WiL meminta izin ke pihak direksi tempat dia bekerja. Alasannya ingin mengantar mertua yang sedang sakit. 


"Ok WiL, hari ini saya kasih kamu kebijakan kerjanya sampai jam istrahat aja, setelah itu kamu boleh pulang buat urusi ibu mertuamu yang sedang sakit. Besok, kamu masuk kantor seperti biasa ya," 


"Siap pak, saya berterimakasih atas kebijakan dan kebaikan bapak kepada saya," kata, WiL.


Sesampai di didokter, Yusmi langsung bertanya ke perawat, dr Darmawati ada ditempat atau lagi keluar. Menurut keterangan staf, dokter ada di tempat tapi masih melakukan penanganan ke pasien lain yang terlihat telah hamil.


Dok, saya mau memastikan, apakah ada nama pasien bernama Nisjayanti Binti Muctar? Dokter kemudian menunjukkan semua data pasiennya yang menunda program hamil.


"Betul ada, jadwal suntik KBnya pada Rabu mendatang. Pasien yang dimaksud beralasan bahwa ia tertekan dan belum mau punya anak," kata dokter.


"Gini dokter mulai hari ini programnya dihentikan. Suaminya, WiL tanda tangan. Tenang, masalah biaya tetap saya yang akan bayar full," 


WiL kemudian bergegas mengambil berkas di tangan dokter. Lalu tanda tangan tanpa sepatakata pun keluar dari mulutnya.


"Kalian mau apa, kenapa berani-berani melakukan program penundaan anak. Pokoknya mulai sekarang dan seterusnya programkan anak," kata ibunda Nis sambil berlalu naik ke mobil.


Tengah malam, WiL tak dapat tidur. Ia gelisah mendengar perkataan mertunya. WiL dilema, dia takut tak menjalankan perintah mertua buat hentikan program penundaan kehamilan.


"Sayang, sayang, sayang, bangun, ada mau saya ceritakan. Tadi saya ke dr Darmawati, sama siapa? Sama mama? 


"Hah, kenapa berani bawa mama di sana. Nanti rahasia kita ketahuan,"


"Memang sudah ketahuan, mama sudah tau semuanya. Dia minta program itu dihentikan," kata WiL sambil memeluk sang istri.

 

Ia hanya duduk dan berpikir bahwa kali ini Nis harus nurut dan tak boleh protes ke orang tuanya.


***

Tak terasa usai perkawinan WiL dan Nis telah menginjak usai jelang tahun ke tiga. 


Dalam pikiran WiL ia mulai khawatir setelah memasuki tahun ke-3 pernikahan dan saatnya punya anak. WiL mendapat promisi jabatan di kantor. Setelah merasa berkecukupan. WiL kemudian meminta kepada Nis untuk berhenti kerja dan memilih fokus sebagai Ibu Rumah Tangga.


"Sayang, mulai hari ini saya mau kita berdua fokus program kehamilan. Apalagi mau ditunggu, gaji sudah lumayan. Ada mobil rumah juga sudah ada. Pokoknya hentikan penundaan anak," Nis kemudian menyawab dengan rasa bahagia. 


***


"Alhamdulillah sayang, saya sudah tak sabar ingin punya balita. Ingin seperti teman kantor, disetiap hari libur kita bisa pulang ke Garut buat ketemu sama nenek," 


Minggu pertama, keduanya memilih cuti kerja dan tinggal di rumah. "Sayang, kita libur sepekan ya. Saya mau masak yang enak-enak, kemudian tinggal berdua di dalam rumah supaya bisa cepat jadi dedeknya," 


Belum selesai Nis bicara, WiL tiba-tiba menggendong sang istri kemudian berbisik ditelinga.


"AYO, tu kamar sudah menunggu. Lagian di rumah tak ada siapa-siapa," keduanya pun menuju ke dalam kamar.


Dalam seminggu, kedua pasangan kembali dilanda api asmara. Melebihi asmara pangantin baru. Supaya WiL tetap kuat menafkahi batin istri, dia sengaja diam-diam memesan suplemen penambah daya tahan di ranjang.


"Mas, kenapa baru kuat seperti sekarang.  Dulu waktu malama pertama tak mampu berbuat apa-apa, baru beberapa saat sudah loyo. Atau jangan-jangan?


"Jangan-jangan apa? Saya ini alami sayang. Yang ada minum air putih sama olahraga. Tidak ada minum aneh-aneh," jawab, WiL.


Sebulan sibuk dengan program kehamilan. Pasangan ini belum juga ada tanda-tanda bakal dikaruniai anak. 


Keduanya kemudian memilih ke kampung halamana WiL. Mereka ingin bertemu dengan nenek. 


"Kesempurnaan bagaia nenek, kalau kalian datang membawa cucu. WiL, kamu laki-laki satu-satunya cucu nenek. Kamu harus punya keturunan. Jangan bikin nenek kecewa," kata nenek sambil mengusap kepala WiL.


***


Hari demi hari berlalu, Nis belum juga hamil. Setiap bulan WiL membawa pulang alat deteksi kehamilan. Namun semuanya berakhir kecewa.


Kadang, Nis baru akan melakukan tes, darah koto telah keluar. Itu menandakan lagi datang bulan. Artinya, gagal bunting lagi. 


Namun rumah tangga keduanya begitu kokoh. Tak pernah sekali goyah meski kedua orang tua mulai kecewa karena saling menyalahkan. 


"WiL, kamu harus berobat jangan sampai kamu yang tak bisa punya anak. Keturunan saya tidak ada yang mandul. Nis empat bersaudara, dia saja yang belum punya anak. Padahal saya sudah tidak sabar mau punya cucu dari anak NiL, imbuh mertua Yusmi Wijaya nama lengkapnya.


Bersambung.... (sambungannya lagi otw guys)


Related

novel gratis 2158171369642649154

Follow Us

Hot in week

Recent

Comments

Side Ads

Text Widget

Connect Us

item